Malang, bua.ub.ac.id – Pada Hari Sabtu tanggal 21 September 2019, Badan Usaha Akademik menghadiri Workshop Teaching Industry Benih Jagung dan Produk Olahan Jagung yang bertempat di Hotel Grand Cakra Malang.
“Good Manufacturing Practices (GMP) merupakan metode yang dapat diterapkan pada industri dengan tujuan untuk menghasilkan produk pangan yang bermutu. GMP wajib diterapkan pada industri yang memiliki produk yang mudah rusak seperti jagung manis beku. GMP berkaitan dengan mutu, jika sebuah industri memiliki GMP yang baik maka mutu produknya akan baik pula sehingga memiliki daya saing yang tinggi.” Ungkap Prof. Dr. Teti Estiasih, STP, MP. dalam paparannya.
Pada industri jagung manis beku dapat diterapkan metode IQF (Individual Quick Freezing) agar proses pembekuan lebih cepat dan tidak merusak sel, sehingga menghasilkan kualitas premium. IQF dapat dilakukan pada suhu -40oC sampai dengan -80oC dengan menggunakan gas nitrogen. Proses pencucian jagung dilakukan untuk menghindari adanya kontaminasi dari ulat yang mungkin ada pada jagung, pencucian tetap dapat dilakukan namun tidak terlalu lama agar tidak merusak tekstur jagung. Pada proses pengolahan dilakukan dengan Air Brush Cooling dengan suhu 16oC untuk mempertahankan warna jagung. Pada proses water blanching dilakukan pada suhu 100oC selama 2 menit dengan sistem continue sehingga layout tidak memerlukan sekat. Adapun beberapa alat yang dibutuhkan pada industri yaitu pemipil, steam blanching, boiler, dan freezer. Hal yang harus diperhatikan yaitu alat tersebut harus terbuat dari stainless steel yang food grade. Industri hendaknya dilengkapi dengan fasilitas hygiene seperti toilet, hand dryer, insect killer, dan ozonizer. GMP dapat diterapkan melalui SOP, panduan, dan tata tertib. Pada penerapan GMP perlu dilakukan monitoring melalui pengawasan dan pelatihan. GMP dan HACCP dapat disertifikasi oleh Sucofindo.