Malang, bua.ub.ac.id – Tiga utusan PT. Bio Farma menyambangi Universitas Brawijaya (UB) dalam rangka persiapan kerjasama di antara keduanya. Perancangan kerjasama tersebut dibahas dalam “Focus Grup Discussion Finalisasi Kerjasama Universitas Brawijaya dan PT. Bio Farma” di Ruang Meeting Mango Guest House UB Lantai 1 (03/05). Pihak UB menghadirkan Badan Usaha Akademik (BUA) dan Institut Biosains sebagai perwakilan.
Kepala Bagian Divisi Perencanaan dan Strategi Bisnis PT. Bio Farma Muhammad Rahmat, S.Si, Apt. menjelaskan kerjasama tersebut terkait penelitian mmbuat alat diagnostik untuk mendeteksi adanya genetik pembawa diabetes melitus. PT. Bio Farma akan membantu UB dalam hal penjualan alat pendeteksi ke pasar yang lebih luas.
“Jadi dari UB yang produksi, sedangkan kami (PT. Bio Farma) yang menjualkannya,” tutur Rahmat.
Menurutnya, alat pendeteksi genetik diabetes melitus baru ada satu di dunia. Kondisi semacam itu memiliki peluang yang sangat besar untuk menembus pasar. Alat tersebut akan mendeteksi potensi diabetes pada seseorang. Ketika sudah terdeteksi, maka selanjutnya dokter yang memberikan rujukan.
“Jadi gini, alatnya digunakan untuk mengambil darah pasien, kemudian kita cek dengan alat ini kayak tes kehamilan gitu. Kalau garisnya dua, berarti positif. Berarti pasien tersebut kemungkinan ada potensi diabetes. Kalau ada potensi, jangan sampai benar-benar terjadi diabetes,” jelasnya.
Apabila kerjasamanya dapat tercapai, Rahmat melanjutkan, mahasiswa baru UB akan menjalani pemeriksaan menggunakan alat pendeteksi tersebut. “Kalau memang sudah sepakat ya tinggal tanda tangan kontrak, baru mulai kerjasamanya. Tapi barangnya sendiri harus kita laporkan dulu ke Kementerian Kesehatan, baru bisa dijual,” ungkap Rahmat.
Sementara itu, Direktur Institut Biosains UB ibu Prof. Fatchiyah, M.Kes., Ph.D. mengatakan kerjasama ini akan segera disepakati sebelum UB memasuki semester baru.
“Harapan kami, kerjasama ini dapat terealisasi pada tanggal 6 Agustus mendatang,” ujarnya