Malang, bua.ub.ac.id – Peresmian Jusuf Kalla Innovation and Entrepreneurship Centre (JKIEC) dan pameran produk unggulan Universitas Brawijaya (UB) yang dilaksanakan pada hari Senin, 04 Desember 2017 kemarin di gedung Widyaloka UB berlangsung dengan lancar. Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) Dr.(HC) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla menginjakkan kaki di bandar udara Abdul rachman Saleh Malang pukul 08.00 WIB dan didampingi dengan Mufidah Jussuf Kalla, Kepala Sekretariat Wapres Drs. Mohamad Oemar, M.A., Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Dr. Ir. Bambang Widianto, M.A., Staff Khusus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto Samirin, MPP., serta Staff Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud. Kegiatan ini juga turut dihadiri oleh Prof. Drs. H. Muhammad Nasir, M.Si, Akt, Ph.D., selaku Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi., Dr. Muhammad Dimyati selaku Direktur Jendral Penguatan Riset dan Pengembangan, Ir. H. Mochamad Anton selaku Wali Kota Malang, Petinggi UB, Dosen UB, peneliti, serta mahasiswa.
Acara yang berlangsung sejak pukul 10.30 WIB tersebut dimulai dengan pembacaan laporan kegiatan oleh Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS., selaku Rektor UB, kemudian dilanjutkan oleh Dr. H. Soekarwo, S.H, M.Hum., selaku Gubernur Jawa Timur untuk mengisi sambutan. Selanjutnya peresmian JKIEC oleh Jusuf Kalla dimulai dengan pidato, pemutaran video, dan penekanan tombol sebagai ikon peresmian. Tak hanya menjadi Wapres RI, beliau dianggap sebagai tokoh nasional yang secara konsisten memperjuangkan kewirausahaan di Indonesia.
Wapres RI kali ini menyampaikan tentang betapa pentingnya peran teknologi dan pendidikan dalam pembangunan Indonesia yang sudah mencapai tahap keempat dalam revolusi ini. “Suasana universitas ini juga membantu para generasi muda dalam mengeksplor dirinya, idenya, dan bakatnya. Lihat saja Bill Gates dan Mark Zuckerberg, mereka sempat mengeksplor dirinya di universitas sehingga dapat menciptakan teknologi yang hebat sampai sekarang,” ungkapnya. Ia juga mengharapkan tentang kolaborasi inovasi antara dunia pendidikan serta usaha. Dukungan beliau tentang pekan hilirisasi yang diadakan oleh Badan Usaha Akademik (BUA) UB ini juga disampaikan jika implementasi dari penelitian adalah hilirisasi, “kalau penelitian hanya untuk penelitian saja tanpa ditindak lanjuti, apa bedanya universitas dengan museum? Sama-sama menyimpan barang berharga,” ungkapnya
JKIEC ini juga sebagai pusat pengembangan inovasi serta kewirausahaan bagi sivitas akademik, termasuk mahasiswa dan peneliti. Inovasi ini akan berpusat di Gedung Layanan Bersama UB ini telah mencanangkan beberapa kegiatan, seperti diskusi rutin, mentorship, investment learning, dan startup accelerator.