Malang, bua.ub.ac.id – Pertemuan perwakilan unit-unit BUA yang berlangsung Kamis kemarin ( 16 Maret 2017 ) membahas garapan baru laboratorium lapangan terpadu. Di pertemuan itu terlihat Prof. Muhaimin Rifa’i, S.Si., Ph.D. , MeD.Sc., selaku Kepala Lab. Lapangan Terpadu, memperkenalkan laboratorium herbal sebagai garapan baru tersebut untuk menunjang kebutuhan praktik mahasiswa MIPA.”Laboratorium ini rencananya akan memproduksi obat-obat herbal untuk mencukupi kebutuhan praktik mahasiswa”, jelas Prof. Muhaimin Rifa’i, S.Si., Ph.D. , MeD.Sc.
Lahan praktikum UB yang sudah berdiri dua tahun ini sudah mengembangkan beberapa laboratorium mini, antara lain: laboratorium miniatur desain ( teknis arsitektur ), laboratorium pangan ( FTP ), dan tahap pembentukan laboratorium herbal. Diresmikan dua tahun lalu, laboratorium lapangan terbaru ini terbentuk karena tidak adanya lahan praktikum di kampus UB. “Awal berdirinya karena memang praktikum itu bagian dari kebutuhan mahasiswa, bukan sekedar teori. Laboratorium yang dibuat untuk memfasilitasi para calon peneliti kampus. Sejauh ini berjalan baik pengelolaannya, dan saat ini tim sedang mempersiapkan pembaruan alat-alat praktikum juga laboratorium baru”, terang Prof. Muhaimin Rifa’i, S.Si., Ph.D. , MeD.Sc..
Laboratorium herbal ini akan dikelola oleh fakultas MIPA. Praktikum yang dilakukan nantinya seputar pembuatan obat-obatan herbal.”Rencananya laboratorium itu bukan untuk orientasi pendidikan saja, tim akan mengusahakan ada orientasi bisnis agar bisa memberi kontribusi untuk masyarakat. Jadi obat-obat herbal yang sudah diproduksi nanti akan dipasarkan”, jelas Prof. Muhaimin Rifa’i, S.Si., Ph.D. , MeD.Sc. Dalam pertemuan tersebut juga dibahas wacana akan dibuatnya laboratorium lapangan terpadu menjadi taman ekowisata.”Dibukanya taman ekowisata itu masih tahap wacana, karena memang perlu adanya pemasukan itu.
Selain itu taman ekowisata ini kan juga bisa dibuat rekreasi edukatif untuk anak-anak sekolah”. Melalui pembaruan laboratorium dan program-programnya ada harapan muncul embrio-embrio peneliti dari Universitas Brawijaya.