Malang, bua.ub.ac.id – Pada bulan Oktober hingga November 2017 ini SMP BSS mengadakan sebuah peringatan dengan kolaborasi dari empat konsep, yaitu peringatan hari Sumpah Pemuda, hari Pahlawan, Bulan Bahasa, dan hari Guru. Dengan judul Colourful With Knowledge ini ternyata memiliki arti yang kompleks. Menurut penjelasan dari Lia Nurul Fauziyah, S.Pd., selaku ketua pelaksana kegiatan ini, kalimat colourful sendiri diambil dari kondisi nyata murid SMP BSS yang berasal dari berbagai macam wilayah di Indonesia. Hal ini menyebabkan perbedaan karakter, sikap, serta pengetahuan yang beragam. Sedangkan arti dari kalimat with knowledge, yaitu harapan dari pengajar SMP BSS dalam peningkatan pengetahuan siswa diseimbangkan dengan karakter yang santun.
Peringatan hari Sumpah Pemuda dan hari Pahlawan ini direalisasikan dengan pemutaran lagu nasional serta lagu daerah disetiap jam istirahat. Hal ini mendapatkan respon yang baik bagi murid SMP BSS, selain membuat mereka menghafal lirik secara tidak langsung, kegiatan ini juga dapat meningkatkan mood dalam beraktivitas. Dampak tersebut menghasilkan sebuah rencana untuk melanjutkan kegiatan ini, tidak hanya selama bulan Oktober hingga November saja.
Sedangkan untuk memperingati Bulan Bahasa, diadakan pameran yang berisi karya kreasi seni serta prakarya dari siswa kelas 3 SMP BSS, mading 3D oleh tim jurnalistik, dan tim ekstrakulikuler drawing club yang menghasilkan karya seni lukis sablon. Kreasi seni yang memadupadankan balon, koran, dan lem tersebut menghasilkan berbagai macam bentuk topeng. Tak hanya itu, kreasi prakarya dari sabun katak pun menghasilkan variasi bentuk patung. Selain mengadakan pameran, lomba geguritan, baca puisi, membuat komikstrip, dan mewarnai langkah kaki kita pun turut memeriahkan SMP BSS selama bulan Oktober hingga November.
Rabu, 08 November 2017 kemarin merupakan hari puncak dari acara Colourful With Knowledge. Pengumuman hasil lomba serta pemilihan duta putra putri SMP BSS menjadi sesi utama dalam acara ini. Kegiatan rutin pemilihan duta putra putri SMP BSS ini juga bertujuan sebagai pertukaran pelajar dan menjadi panutan serta ikon sekolah karena BSS seringkali mendapati kunjungan dari negara Thailand, Jepang, Malaysia, Libya. “Setiap kelas wajib mengirimkan tiga putra dan putri terbaik untuk masuk sesi karantina duta yang dilaksanakan sejak bulan Oktober dengan seleksi yang ketat. Dari 30 peserta yang terkumpul, diambil 10 finalis yang akan kami ajarkan beauty class, catwalk class, tatanan rambut dengan mentor dari luar. Tak hanya itu, wawasan kebangsaan serta speak up dengan tiga bahasa yaitu bahasa Jawa, Indonesia, dan Inggris akan bimbing dalam sesi karantina ini,” jelas wanita yang akrab dipanggil Lia ini.
Kegiatan ini juga melalui koordinasi yang baik dari sekolah BSS agar acara berlangsung secara kondusif tanpa mengganggu aktivitas belajar di SD dan SMA BSS.