Malang, bua.ub.ac.id – Melihat dari kecelakaan Light Rapid Transi (LRT) di Jalan Kayu Putih Raya, RW 16, Kayu Putih, Pulogadung, Kota Jakarta Timur yang menimbulkan 5 korban luka tersebut membuat kita harus semakin sadar akan Keamanan, Keselamatan Kerja (K3). Dilansir dari portal berita detik bahwasanya standart operasional yang dilaksanakan sudah bagus, jadi para korban hanya mengalami luka ringan. Tidak hanya pada lapangan konstruksi dan pertambangan, pada laboratorium pun K3 tidak boleh dipandang sebelah mata.
Salah satu upaya dari Institut Biosains dalam meningkatkan kesadaran akan K3 serta penanganan bahan kimia telah diwujudkan dalam bentuk workshop. Menurut Megawati Sistin A, S.Si yang merupakan salah satu panitia kegiatan ini menjelaskan bahwasanya dengan persiapan yang singkat, para panitia merencanakan sasaran edukasi ini hanya kepada internal Institut Biosains, namun saat ditengah perjalanan Prof. Fatchiyah, M.KEs, Ph.D selaku direktur menyarankan untuk mengundang eksternal Institut Biosains. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Januari 2018 yang diikuti oleh 32 peserta, yakni terdiri dari 7 orang dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), 3 orang dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), 3 orang dari Universitas Islam Malang (UNISMA), 1 orang dari Universitas Airlangga Surabaya (UNAIR), Universitas Nusantara Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kediri, dan 16 orang dari Institut Biosains. Workshop yang dilaksanakan dalam ruang sidang III, gedung Institut Biosains lantai 3 ini diawali oleh Dr. Ir. Anik M. Hariati, M.Sc selaku ketua panitia untuk memberikan sambutan serta membuka acara, kegiatan selanjutnya berupa pre-test yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan tentang K3 dan penanganan bahan kimia yang mereka miliki.
Pre-test yang berlangsung 30 menit tersebut dilanjukan dengan materi dari Prof. Fatchiyah, M. Kes. Ph.D tentang K3, sedangkan materi tentang penanganan bahan kimia akan disampaikan oleh Dra. Anna Rosdiana, M.App, Sc. Menurut Dessy yang merupakan salah satu panitia kegiatan ini, ia menilai para peserta sangat antusias dan tak sedikit yang baru mengerti tentang kedua materi ini. “Kebanyakan dari mereka terlihat mengangguk-angguk ketika para pemateri menjelaskan. Peserta juga terlihat aktif dalam sesi pertanyaan, bahkan ada beberapa peserta yang ikut menjawab ketika peserta lain bertanya,” ungkap wanita berjilbab ini. “Apalagi hanya terdiri dari 32 peserta, jadi intensif dalam penyampaian materi dan praktikum. Kami juga memberi hadiah kepada tiga peserta dengan kandidat peserta terbaik, peserta teraktif, dan peserta yang memiliki nilai post-test terbaik,” tambahnya.
Setelah penyampaian materi selesai, dilanjutkan dengan post-test yang bertujuan untuk menilai pemahaman mereka setelah pemberian materi. Tak sedikit para peserta yang memiliki nilai lebih tinggi daripada pre-test,namun juga ada beberapa yang lebih rendah dari tes awal. Selama proses penilaian, para peserta melakukan praktikum yang dilaksanakan dengan berkelompok. Acara terakhir ialah pemberian hadiah kepada para kandidat pemenang yang diserahkan oleh Dr. Ir. Anik M. Hariati, M.Sc.