Unit Pengembangan Bahasa Universitas Brawijaya (UPB UB) mempunyai program rutin setiap bulan, yaitu Test Of English as a Foreign Language (Test TOEFL). Jenis tes yang diujikan ialah TOEFL Institutional Testing Program (ITP). Salah satu jenis yang dikeluarkan oleh English Testing System (ETS) ini berpusat di Amerika Serikat. Peserta Test TOEFL terdiri dari dua macam peserta, yakni mahasiswa S1 UB dan masyarakat selain mahasiswa S1 UB yang mencangkup mahasiswa S2 UB, mahasiswa Vokasi UB, mahasiswa non UB, dan masyarakat. Biaya yang dikeluarkan untuk masyarakat selain mahasiswa S1 UB sebesar Rp 475.000, “sedangkan mahasiswa S1 UB tidak mengeluarkan biaya alias gratis untuk satu kali test TOEFL”, ujar Dwi Priantoro selaku Administrasi Akademik
Pendaftaran yang dilakukan secara offline ini mewajibkan para pendaftar mengunjungi resepsionis yan terletak di lantai 1 gedung UPB pada jam kerja, yaitu pada hari senin – kamis pukul 08.00 WIB – 16.00 WIB dan hari jumat pukul 08.00 WIB – 16.30 WIB. Dengan syarat KTM dan biaya pendaftaran, pendaftar ini pun mengisi data yang diberikan oleh pihak resepsionis, untuk jadwal Test TOEFL sendiri akan diumumkan via sms dan email pendaftar, bagi mahasiswa S1 UB akan muncul di SIAM masing – masing. Jumlah pendaftar yang mencapai 1.500 – 1.600 orang dalam satu bulan ini tertbagi menjadi satu hingga dua periode untuk melaksanakan Test TOEFL. “Mencangkup 800 peserta dalam satu periode. Nah periode ini mempunyai beberapa sesi untuk membagi peserta. Seperti tes kemarin, pada tanggal 27 April diadakan tes sesi pertama pukul 08.00 WIB hingga 10.30 WIB dengan jumlah peserta 200 orang, dan sesi kedua pukul 11.30 WIB hingga 14.30 WIB dengan jumlah peserta yang sama yaitu 200 orang. Lalu esoknya tanggal 28 April dengan ketentuan yang sama seperti tanggal 27. Berarti jika di total satu periode ada 800 peserta Test TOEFL”, jelas pria yang akrab dipanggil Dwi ini. Adapun ketentuan yang diberikan Test TOEFL ini yaitu kehadiran 15 menit sebelum tes dimulai untuk keperluan registrasi. Jika peserta tidak datang pada waktu yang ditentukan maka akan digantikan oleh peserta standb by. Peserta stand by ini bisa terdiri dari peserta yang terlambat pada test gelombang sebelumnya. “Maka dari itu, para peserta test diharapkan tidak terlambat, daripada mengantri untuk test berikutnya kan? Makin telat lagi wisudanya. Test TOEFL ini juga syarat untuk kelulusan mahasiswa”, tutur beliau.
Waktu yang diperbolehkan mengikuti test TOEFL ini tidak hanya mendekati wisuda saja, namun pada semester awal pun diperbolehkan mengikuti Test TOEFL. “Lebih baik testnya dilakukan dengan jarak satu tahun sebelum wisuda atau beberapa bulan sebelumnya, karena masa berlaku pendaftaran Test TOEFL ini hanya dua tahun saja”, saran pria kelahiran Malang ini.