Malang, bua.ub.ac.id – Telah dilaksanakan Rapat Kerja Pimpinan Badan Usaha Akademik Universitas Brawijaya (BUA UB) yang dimulai pada hari Sabtu, 16 Desember 2017 hingga hari Minggu, 17 Desember 2017. Kegiatan ini diawali dengan pembukaan dari yang berisi laporan kegiatan dan pengarahan tentang Percepatan Hilirisasi Produk-Produk Komersial Hasil Karya Inovasi Teknologi (program unggulan JK-IEC) Sivitas Akademika UB yang diisi oleh Prof. Drs. Gugus Irianto, MSA. PhD. Ak., Tri Wahyu Nugraha, SP., M.Si., dan Hikmatul Ula S.H., M.Kn. Kegiatan yang diadakan di Zamzam Hotel and Resort Batu ini dimulai pada pukul 14.00 WIB pada ruangan Wilis. Peserta rapat kerja terdiri dari perwakilan unit usaha BUA UB, yaitu Unit Pengembangan Bahasa (UPB), Agro Techno Park (ATP), Brawijaya Smart School (BSS), Institut Atsiri, Laboratorium Lapang Terpadu (LLT), UB TV dan Radio, Institut Atsiri, UB Forest dan Tim BDS.
Masing-masing unit usaha diberi kesempatan waktu selama 45 menit untuk melaporkan kinerjanya dalam periode tahun 2017. Tak hanya laporan kinerja, pada kesempatan kali ini juga memaparkan rencana program kerja 2018 yang disertai proyeksi anggaran dan pendapatan. Sesi pertama diawali dari unit usaha UPB oleh Didik Hartanto, S.S., M.Pd., “harapannya tahun 2018 menjadi IELTS test center dan pengadaan laboratorium berbasis CALL (Computer Asisted Langauge Learning”. Selanjutnya dari BSS yang diwakili oleh Dr. Drs. Sugeng rianto, M.Sc, PhD., beliau memaparkan tentang target BSS pada tahun 2018 menjadi sekolah internasional, “tak hanya itu, kami juga mempunyai beberapa program kerja yang harapannya dapat bekerja sama dengan unit lain di BUA,” harapnya. Pemaparan selanjutnya dilaksanakan pada pukul 19.15 WIB oleh LLT yang diwakilkan oleh Prof. Muhaimin Rifa’i, S.S., M.Pd., beliau juga mencanangkan produksi beberapa produk yang menggunakan ikan sebagai bahan dasar produksinya.
Kesempatan ketiga diisi oleh Dr. Drs. Riyanto M.Hum., perwakilan dari UB TV dan Radio. Beliau juga memaparkan sepuluh rencana program kerja yang dijelaskan secara gamblang dan mudah dipahami oleh para audiens. Kemudian dilanjut oleh tim Institut Atsiri yang diwakilkan oleh Dr. Warsito, MS., tak hanya menjelaskan tentang kinerjanya selama satu tahun ini, tetapi unit usaha ini memiliki beberapa prestasi dari tingkat nasional hingga tingkat internasional. Sesi kedua ini diakhiri pada pukul 21.30 WIB.
Keesokan harinya, sesi ketiga diawali pemaparan oleh Institut Biosains dengan perwakilan Prof. Fatchiyah, M., saat ini unit usaha tersebut sedang mempersiapkan sertifikasi diagnostik sebagai syarat edar produk biosains. Kemudian dilanjut oleh UB Forest yang diwakilkan Prof. Eko Ganis Sukoharsono, M.Com-Hons, CSRA, Ph.D. Dalam penjelasannya kali ini “harapannya dengan terciptanya JK-IEC ini dapat membuat aplikasi e-commerce yang bisa diisi oleh beberapa produk dari kita,” harap pria yang menjabat menjadi direktur tersebut. Selanjutnya Prof. Ir. Sumeru Ashari, Magr.Sc, Ph.D., dan Mochammad Roviq, SP., MP., mewakili unit usaha ATP. Mutu produk dari ATP Jatikerto maupun Cangar menjadi prioritas bagi unit ini, tak hanya itu, peran ATP sebagai hilirisasi juga dirasakan oleh para mahasiswa dengan berbagai riset yang terfasilitasi.
Memasuki sesi terakhir yang dipandu oleh tim BUA. “Pada 2018 ini, unit usaha hanya mendapatkan pagu belanja operasional, untuk modal berada di sekretariat BUA,” tegas Hikmatul Ula S.H., M.Kn., masing-masing unit juga diharapkan menentukan skala prioritas dalam pembangunan dan kejelasan pagu. Prof. Drs. Gugus Irianto, MSA. PhD. Ak., menyarankan agar segera merapatkan prioritas perunit yang bertujuan memperlancar proses masuk dalam pengadaan.